Ini dia Contoh Naskah Drama versi Kita
NASKAH :
Ku Gapai Bintangku
Sin 1 : MAN 2 Madiun
Arya , seorang siswa
Madrasah Aliyah, siang itu ia mendapat beasiswa dari Universitas Muhammadiyah
Solo. Ia memanglah seorang anak yang pandai, patuh terhadap kedua orang tua dan
guru-gurunya, ia juga anak yang baik kepada semua teman-temannya di sekolah.
Guru : “Arya, ini... ada titipan buat kamu.”
Arya : “ada apa
Bapak? Tagihan SPP lagi ya Pak?”
Guru : “hahhaa, bukan.. kamu lihat sendiri saja.”
Arya : “hehe,
baiklah Pak.. terimakasih.”
Kemudian Arya
berlalu sambil membawa titipan itu. Dengan dipenuhi rasa penasaran, Arya pun di
tengah perjalanan pulang menuju rumah, ia buka titipan dari Gurunya tersebut.
Arya : “apaan
nih.......?”
“selamat anda mendapatkan beasiswa dari UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA, anda dengan saudara yang bernama : Arya
Irawan..............................................”
Arya : “yes” (full
ekspresi)
Sin 2 :
rumah Pak.saeran
Sesampainya
di rumah, Arya memberitahukan hal itu kepada Uminya, dan masih merahasiakan hal
itu dari Abahnya. Karena ia tau bahwa Abahnya pasti tidak akan mengizinkannya.
Arya : “assalamu’alaikum..
Umi, Arya pulang”
Umi : “wa’alaikumsalam..
ada apa Sayang ? sepertinya kamu lagi bahagia sekali, ceritakan sama Umi”
Arya : “iya Umi..
Arya dapet beasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Arya seneeng
banget”
Umi : “kamu
dapet beasiswa ? Umi seneng mendengarnya, tapi bagaimana dengan Abahmu ?”
Arya : “mmm, iya Umi.. Arya
khawatir dengan Abah, Arya bener-bener pengen ngelanjutin kuliah ke UMS, Umi bisa
kan bujukin Abah agar beliau setuju dengan keputusan Arya ?”
Umi : “bagaimana
ya ? mm, baiklah Sayangku, Umi akan coba”
Arya : “terimakasih
Umi..”
Setelah itu, Umi pun
pergi meninggalkan Arya sendiri di kamarnya. Arya memang anak yang baik, ia
rajin menabung, seperti biasa ia selalu menyisihkan uang sakunya untuk bekal ia
di perguruan tinggi nanti.
Di ruang tamu, Umi
dan Abah berbincang-bincang tentang beasiswa yang Arya terima. Dan benar, Abah
kurang setuju mengenai hal itu. Namun Umi pun berusaha untuk membujuk keyakinan
Abahnya.
Abah : “Abah
tidak akan setuju, Arya tidak akan Abah izinkan melanjutkan ke perguruan
tinggi. Apa Umi tidak menyadari, kita ini hidup serba kekurangan, lebih baik
jika Arya membantu Abah kerja mencari uang. (dengan berusaha menyakinkan)
Umi : “tapi Abah, Arya
anak yag pandai.. sayang sekali jika dia harus putus sekolah. lagian, ini juga
baik untuk masa depannya.”(dengan nada memohon )
Abah : “sekali
tidak tetap tidak. Ini sudah menjadi keputusan Abah. Ini sudah Abah pikirkan
matang-matang. Abah harap Umi setuju.”(dengan muka merah tangan mengepal
menggebrak meja)
Umi: “tapi
Abah.................” (dengan rasa ketakutan)
Abah
: “sudahlah Umi!”(dengan marah yang semakin memuncak)
Abah
berlalu meninggalkan Umi yang mentikkan air mata kesedihan. Di saat yang sama, Ida mendengarkan semua
pertengkaran antara Abah dan Umi. Dia pun langsung menemui Arya Kakaknya yang
terlihat sedang duduk termangu di kamar.
Ida : “Sudahlah Kak.. jangan bersedih. Suatu saat Abah pasti
akan mengerti. Aku yakin Kakak akan mendapatkan restu itu. Tenang, ada Adek
disini yang siap membantu 24 jam. Apa siih yang tidak buat Kakak ?
Arya : “hahha, Adek-adeeek..”
(sambil mengusap kepala Ida)
Malamnya,
Ida pergi menemui Umi. Di pangkuan Uminya, dia berbincang-bincang tentang
Kakaknya itu.
Ida : ”Umi,
bagaimana pendapat Umi tentang beasiswa Kak Arya, Umi mendukungnya kan ?”
Umi : ” ya, jelas lah Umi mendukung, tapi kamu tahu sendiri kan bagaimana sifat
Abahmu itu ? Sekali dia bilang tidak ya tidak. Sulit untuk digoyahkan.”
Ida : ”iya aku tahu Umi,
kemarin Ida sudah lihat bagaimana reaksi abah setelah mendengar beasiswa itu.
Ya, Itu masalahnya ! Kasihan Kak Arya Umi. Aku belum penah lihat Kak Arya
sebahagia itu. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk Kak Arya umi ?”
Umi : “apa ya Dek..???
Umi juga ingin Kak Arya bisa sukses, tidak seperti kita. Ehm.. bagaimana kalau
Adek saja yang membujuk Abah ? Abah kan sayang sekali sama Adek. Siapa tahu
bisa luluh.”
Ida : “iya,,
Ida maunya sih gitu Umi. Tapi, Ida takut kalau Abah bakal marah.”
Umi : “coba pelan-pelan Dek, pasti Adek bisa
!” (menyemangati)
Ida : “
oke, Umi ! demi Kak Arya...” (bangun dari posisi berbaringnya)
(berkumpul di meja
makan) Sarapan pagi pun berlangsung tidak seperti biasanya, di tengah-tengah
sarapan ida pun memulai pembicaraan.
Ida : “Bah..
Abah..”
Abah
: “iya Sayang..”
Ida : “mm,
Kak Arya pinter bangeet ya ?!”
Abah
: “hhhmm”
Ida : “apa lagi
kemaren Kak Arya dapet beasiswa dari
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Huhhhh pastiiiiii.....”
Arya : “ah, apaan
sih Dek, kalau makan jangan sambil ngomong !”
Ida : “mm,
ijinin Kak Arya ambil beasiswa itu ya Bah....” (merengkuh tangan Abah)
Abah :
(membuang rengkuhan tangan Ida, meninggalkannya dan pergi narik angkot) “Adek
tidak tau apa-apa, Adek jangan ikut campur dengan masalah ini”
Umi : “Abah.. Abah..” (mengejar Abah)
Sementara itu
tinggalah Ida dan Kakaknya di meja makan.
--
Di saat Umi sedang
menata kue dagangannya, Ida datang menghampirinya.
Ida : “Umi, Umi sakit ya ? biar Ida gantiin
jualan ya ?!”
Umi : “tidak sayang, Umi tidak apa-apa..
lagian Ida harusnya sekolah kan ?” (uuhhkk..uhhkk : batuk)
Ida : “Ida pengen bantu Umi, Umi percaya
aja.. assalamu’alaikum” (langsung pamit dengan Uminya)
Umi : “ttttttthhtttt... huh, wa’alaikum salam, hati-hati
Sayang” (sedikit berteriak dengan perasaan kurang nyaman)
Ida pun pergi
berjualan, saat itu gelas yang di pakai minum Umi terjatuh, pecah dan melukai
tangannya.
--
Sin 3 : bundaran serayu
Di jalanan, saat Ida sedang berjualan ia tertabrak
motor yang sedang melaju di depannya dengan begitu cepat, segera orang-orang
yang ada mendekat dan membawa Ida ke rumah sakit.
Sin 4 : rumah sakit
Umi pun mendapat kabar dari tetangganya dan langsung
menuju ke rumah sakit tempat Ida di rawat. Sepulang dari narik angkot, segera Abah dan Arya menyusul Umi dan Ida ke rumah
sakit. Abah bingung dengan biaya perawatan Ida, akhirnya Arya menggunakan uang
tabungannya untuk biaya perawatan Adeknya itu.
Arya : “Abah.. pakai uang Arya ini buat biaya
perawatan Ida”
Abah
: “Arya, dari mana kamu dapatkan uang sebanyak ini ?”
Arya : “ini uang tabungan Arya Bah, Arya kepengen pake uang
ini buat biaya kuliah Arya. Sudah Bah, pakai saja uang ini, Arya sudah tidak
membutuhkannya”
Abah
: “tttttapiii... terimakasih Arya” (terharu, merasa bersalah, dan berpelukan
dengan Anaknya)
Setelah selesai
membiayai perawatan Ida, Abah dan Arya bercakap-cakap mengenai beasiswa yang
diterima Arya.
Abah
: “Arya, apa kamu benar-benar menginginkan beasiswa itu ?”
Arya : “sebenarnya iya Abah, tapi sudahlah.. tak apa jika
Arya tak dapat restu dari Abah, Arya tak akan pergi”
Abah : “Abah
merasa bersalah Nak, Abah sudah seperti ini, menggunakan uang kamu untuk
perawatan rumah sakit Adekmu”
Arya : “ini bukan salah Abah kok, Arya bisa menerima jika
memang Abah tidak mengizinkan Arya, pastilah Abah memiliki alasan tersendiri”
Abah : “jika
kamu masih ingin mengambil beasiswa itu, ambillah Anakku !”
Arya : “maksud abah ?”
Abah : “iya !
lalu kapan kamu akan kesana ?”
Arya : “hhh.. terimakasih Abah.. mm, pendaaftarannya paling
lambat besok Abah”
Abah :”ya udah,
buruan kamu pulang dan siap-siap !”
Arya : “Lalu bagaimana dengan Adek Bah ?”
Abah : “tak apa
Anakku, masih ada Abah dan Umi di sini”
Arya : “hh.. terimakasih Abah..” (dengan wajah sumringah lalu
mencium tangan Abahnya)
Keesokan paginya, Arya berkemas
untuk berangkat ke UMS. ia berpamitan dengan Abah, Umi, dan Adeknya di rumah
sakit.
Arya : “bagaimana dengan keadaan Adek, Umi ?”
Umi : “seperti yang Kakak liat, belum ada perkembangan.
Kakak mau berangkat ya ?”
Arya : “iya Umi, Arya mau berangkat dulu. Arya minta maaf
jika selama ini Arya punya salah sama Umi, salam buat Adek ya Umi. (menghampiri Ida) Dek.... Kak Arya Sayang sama
kamu. Cepet sambuh ya, Dek! Kakak berangkat dulu.”(menatap wajah sang adik yang
sedang berbaring lemah)
Umi : “baiklah sayangku, ini.. ambillah !hanya ini yang
Umi punya. Ini adalah pemberian ayahmu dulu. Ya, Umi pikir kamu lebih
membutuhkannya(memberikan sebuah liontin berbentuk hati dan mengusap kepala
Arya)
Arya : “tapi Umi... ini kan sangat berarti buat Umi ! mm.. ya
terimakasih Umi, assalamu’alaikum” (mencium tangan Umi dan mengusap kepala Ida)
Kemudian Arya pergi
ke stasiun dengan diantar Abahnya.
--
Sin 5 : stasitun madiun
Di stasiun, Arya berpamitan dengan Abahnya.
Arya : “Abah, Arya berangkat dulu, Arya minta
maaf, Arya banyak salah sama Abah”
Abah
: “iya Anakku.. sudah, pergilah ! Abah hanya bisa memberimu ini” (Rp.....)
Arya : “terimakasih Abah” (cium tangan)
Kemudian
Arya membeli tiket kereta ekonomi dengan uang yang sangat terbatas dan
melakukan perjalanan ke Solo. Di dalam kereta, pikiran Arya pecah dengan
keadaan Ida yang masih terbaring di rumah sakit.
Sin 6
: stasiun Solo
beberapa
jam kemudian, sampailah Arya di stasiun Solo. Disana ia kebingungan mendapati
uang yang ia bawa telah hilang (Rp.2.000,- . Padahal dia harus melakukan
perjalanan lagi untuk mencapai kampus UMS sebelum sore tiba.
Kemudian
di saat Arya sedang kebingungan, datanglah seorang gadis pengamen.
Arya : “waduuh.. uangku yang tinggal Rp.2.000,- hilang !
bagaimana doong ? masa aku mau jalan kaki pergi ke UMS ?!” (kebingungan sambil
cari-cari sesuatu)
Ami : “hayoo.. ngapain kamu celingukan ?
pasti mau maling ya ?!” (tukas Ami)
Arya : “ngawuur ! saya orang baik-baik, saya baru
datang dari madiun”
Ami : “terus ngapain kayak gitu ?” (curiga
sambil nunjuk hidung Arya)
Arya : “hhh.. uangku hilang ! aku bingung musti
bagaimana dengan perjalananku nanti”
Ami : “memangnya berapa uangmu yang hilang ?
mau aku bantu ?”
Arya : “Rp.2000,- yang hillang ! memangnya kamu
mau bantu apa ?”
Ami : “ya elah.. cuman Rp.2000,- udah ikut aku yook !”
(menarik tangan Arya sambil memberikan gitar yang di bawanya)
Sin 7 : jalanan solo
Dengan wajah kebingungan, Arya pun mengikuti ajakan
Ami. Akhirnya mereka berdua ngamen di rumah-rumah, pasar dan sepanjang
jalanan.(mereka ngamen dengan iringan gitar oleh Arya)
Beberapa jam
kemudian......
Arya : “ehm... sepertinya ini sudah hampir sore,
dan uang ini aku pikir udah lebih dari cukup ”
Ami : “mm.. gitu ya????”
Arya : “ya, terima kasih.... kamu sudah
membantuku. Ini hari terindah deh buat aku. “
Ami : “ hari indah apaan? Bukannya kamu baru pertama kali
ya ngamen??? Bukannya kamu gerah harus panas-panasan kayak gini?”
Arya : “Nggak lah ! Masak aku kalah sama kamu, yang
cewek. Kalau masalah ngamen doank sich
urusan kecil, kamu nyuruh aku panas-panasan lebih lama lagi, aku kuat kok.”
(dengan nada agakmenyombongkan diri.)
Ami : “ beneran kamu berani? Ayo...” (sedikit
menantang)
Arya : “nggak.. Nggak lagi.. kan Cuma bercanda... he..he,
heeemm, nggak kok. Lagian aku juga sedikitburu-buru nih”
Ami : “oke... siip lah !!
mmm, kamu nggak mau makan dulu nih ? Di tempat biasa aku nongkrong ama
anak-anak, asiik looh !!”
Arya : “ya.. ya, lain kali aja ya..”(sambil
melangkah pergi )
Ami : “hei... Arya..”
Arya : “ada apa? Masih kangen to?”
Ami : “enak aja. Yakin kamu nggak lupa
sesuatu?”
Arya : “apaan?? “(bingung)
Ami : “emang, kamu naik bus mau bayar pake apaan?”
Arya : “mm.. iyaa, Ya.. he..he “
Ami : “ini..... (sambil menyerahkan
beberapa uang)
Arya : “lho??? Kok banyak banget..??? aku Cuma
butuh 2000ja.”
Ami : “emang kamu yakin tarif bus Cuma
segitu?”
Arya : “nggak juga.. Ya udah deh, Tapi kamu?”
Ami : “Ini.. (sambil menunjukkan uang yang ia genggam) Lagian
karena kamu, penghasilan hari ini juga meningkat. Ya, sepantasnya lah sebagian
ini buat kamu.”
Arya : “hemz.. oh iya, tangkap..!! (melemparkan bola basket
kesayangannya pada Amy)
Ami : “looh, apaan ? kamu mau ngajak main nih
ceritanya ?”
Arya : “ayoo..” (menantang)
Ami : “eh, tapi kan aku nggak bisa !! percuma
donk” (memelas)
Arya : “ayoo.. mau nggak aku ajari ? sini !!”
(memulai permainan, mereka berdua pun bermain basket dengan senang)
Tak terasa hingga
akhirnya jam menunjukkan pukul 14.16 wib, kurang 44 menit lagi pendaftaran di
kampus UMS segera di tutup.
Arya : “aku harus pergi dulu.. my sweet angel” (sambil
melemparkan bola basket miliknya pada Ami, dan ia pergi meninggalkan Ami dengan
senyuman)
Ami : “tapi bola ini ?”
Arya : “ambillah” (sambil berlalu dengan naik
bus)
Ami : “sweet angel ? apa aku nggak salah
dengar?” (senyuman )(suara hati)
Arya pun naik bus.
Di dalam bus dia masih terbayang dengan wajah,senyuman, segalanya dari gadis
misterius itu. dan di saat ia mengusap kepalanya.
Arya : “loh ??? bukannya ini topi cewek itu ? aduh, aku lupa
mengembalikannya. Ah.. tak apa lah, Buatkenang-kenagan. Siapa tahu, aku bisa
ketemu ma dia lagi. mmmm... oh, ya.. kenapa aku tadi gak sempat tanya namanya
ya? Bagaimana aku bisa cari dia, kalau aku nggak tahu namanya. mm.. aku panggil
aja My sweet angel....ya.ya.ya” (wajah nyesal) (dalam hati)
Sin 8 : kampus UMS
Arya pun sampai di depan UMS. Dia pun turun dari bus.
Dan masuk ke Universitas untuk melakukan pendaftaran.
Beberapa bulan kemudian, sebuah surat datang untuknya.
Tertanda dari keluarganya di madiun. Arya pun ,membaca surat itu.
Madiun, 14 september
2004
Puteraku Sayang,
Arya
Assalamu’alaikum
wr.wb
Sayang.. bagaimana kabarmu disana ? Umi harap Arya
tetap mendapat perlindungan dan kerahmatan dari Allah SW.T.. Alhamdulillah,
kami semua disini baik, Nak. Abah, Umi dan Adek kangen banget sama Arya.
Kapan Arya selesai studinya ? Abah, Umi sama Ida pengen datang ke acara wisuda
Arya. Melihat Arya memakai baju toga, Abah sama Umi pasti bahagia sekali. Umi
sudah tidak sabar menunggu waktu itu.
Menunggu Arya menggapai cita-cita.
Apakah Arya masih ingin menjadi dokter? Apapun pilihan Arya, Abah sama Umi
mendukungnya. Yang penting itu terbaik buat Arya.
Arya, anakku sayang...
Sebenarnya Umi ingin cerita sesuatu sama Arya. ya, Umi pikir kamu seharusnya tahu hal
ini.Tapi, Umi harap setelah Kamu membaca ini, Arya tidak boleh terlalu sedih.
Arya tidak boleh menyalahkan diri Arya. Apalagi sampai mengabaikan study Arya
disana. Umi harap Arya mau melakukan itu kan?
Ya, Umi akan cerita ....
Arya, masih ingat kan dengan peristiwa kecelakaan
beberapa bulan lalu yang menimpa adikmu, Ida?
Beberapa mingu kemudian, setelah Arya pergi. Ida sadar
dari kritisnya. Tapi, Kita semua mendapat sebuah ujian baru. Adikmu Ida sudah
tidak dapat melihat senyum, dan air mata Arya lagi . Tidak bisa melihat wajah
Abah dan Umi. Dan tidak bisa melihat dunia ini. Tapi, dia masih bisa merasakan
rasa kasih sayang dan cinta yang Abah, Umi dan Arya berikan. Jadi, Arya tidak
usah khawatir.Abah dan Umi selalu menjaganya dan mendoakannya, berharap suatu
saat ada keajaiban untuk menyembuhkannya.
Tapi, Alhamdulillah begitu luarbiasanya
Adikmu. Dia tidak mengeluh dengan kondisinya dan dia memahami kondisi kita.
Tidak pernah dia menuntut untuk segera sembuh atau menyuruh kami untuk
melakukan sesuatu. Dia begitu tegar. Dia menerima kondisinya. Malahan, dia
semakin rajin mendekatkan diri pada Allah S.W.T. jadi, kami semua baik disini.
Kami sudah menjadi keluarga yang utuh kembali. mungkin, ini memang suatu
bingkisan kecil dari Allah S.W.T. untuk kita. Sebuah Hikmah di balik ujian-Nya.
Ini menandakan bahwa Allah S.W.T. masih ingat dan sayang sama kita.
Arya,..Inilah alasan Abah dan
Umi kirim surat ini pada Arya, karena Abah dan Umi tahu kalau Arya sayang
banget sama Ida. Abah dan Umi hanya ingin doa dari Arya saja, tidak lebih dari
itu. dan surat ini, tidak menyurutkan semangat Arya dalam belajar. Abah dan Umi
yakin kalau Arya akan melakukan suatu hal yang terbaik untuk kami.
Ya sudah,
surat ini sampai disini dulu, Nak. Arya jangan lupa balas surat ini ya.. Umi
menunggunya Sayang ! kami semua di rumah Sayang banget sama Arya.
Wassalamu’alaikum
wr.wb
Salam Kangen
Abah & Umi
Setelah membaca surat itu, Arya pun jatuh terduduk.
Air matanya mengalir. Terlihat kesedihan yang begitu mendalam. Tak menyangka
jika adiknya bisa menjadi buta. Dia ingin pulang. Tapi orang tuanya tidak
mengijinkannya. Mereka menyuruh agar Arya fokus saja ke kuliahnya dan mereka
kan ketemu 6 tahun ke depan, ketika Arya wisuda.
Beberapa tahun kemudian. Arya wisuda dengan lulusan terbaik berpredikat
sebagai dokter mata. Di hari kelulusannya, Tampak keluarganya datang. Arya pun
mendekati mereka dan menatap sayu Adiknya tersayang. Rasa kesedihan dan iba melihat Adiknya yang buta.
Tetapi, dia berusaha untuk tidak menampakkannya.
Ida : “Kak, Selamat ya????Kakak berhasil. Aku senang deh.
Aku dengar kakak jadi dokter ya??? Ya.
Akhirnya keinginan adik untuk punya kakak dokter tercapai. Tapi sayang,
adik gak bisa lihat senyum kakak yang bahagia itu.”
Arya : (menangis) “Dek... maafin Kakak.. maafin Kakak Dek....
tujuan pertama pasien yang akan aku
sembuhkan ialah Adek.. Kakak akan berusaha apapun agar Adik bisa sembuh.
Kakak janji. Kakak sayang Ida”
Ida : “ iya., Ida percaya kok kalau kakak
akan ngelakuin apa aja buat Ida. Ida juga sayang ma kakak.”
Umi : “Umi bangga punya kalian semua. Kalian
anak terbaik. Umi sayang kalian.”
Abah : “sudah..
sudah.. Abah pikir ini bukan saatnya untuk kita bersedih. Ini kan hari kelulusan
Arya. Ayo,kita foto bareng. Kita abadikan moment ini.”
Mereka pun foto bersama.
--
Sin 9 : rumah sakit
Beberapa bulan kemudian, Ida melakukan operasi mata
oleh Arya sang Kakak di rumah sakit. Setelah kesembuhan Ida, Saat itu juga,
Arya teringat akan sosok gadis pengamen yang dulu pernah membantunya mencari
uang. Dan keesokan harinya Arya mencoba menelusuri jalanan yang pernah ia
lewati bersama gadis tersebut.
Arya : “kenapa aku jadi terbayang wajah itu ? mungkinkah aku
masih bisa bertemu dengannya ?” (duduk termangu memikirkan sosok gadis itu, dan
ia berinisiatif untuk menemuinya kembali)
--
Sin 10 : jalanan Solo
Di sebuah jalan, dimana ia dulu mengamen bersama
seorang gadis yang ia panggil ‘my sweet angel’, ia menjumpai seorang anak kecil
yang membawa gitar milik gadis itu. Arya yakin betul kalau gitar itu milik
gadis yang sedang ia cari.
Arya : “Adek, boleh saya bertanya sesuatu ?”
Bocah : “iya, ada apa Om ?”
Arya : “apakah ini gitar milik Adek ?”
Bocah : “iya, pemberian dari Kakakku”
Arya : “boleh saya tau nama Kakakmu ?”
Bocah : “Kak ami, tapi sekarang dia sudah tidak ada. Memangnya ada apa om
tanya soal ini ?”
Arya : “oh, maaf.. Om Cuma ingin tau saja, karena gitar itu
mirip dengan gitar milik teman om.. dia sering ngamen disini dulu”
Bocah : “itu pasti kak Ami, apa nama kamu Arya ?”
Arya : “iya, Adek tau ?”
Bocah
: “ini ! dari Kak Ami, ia menitipkan itu padaku. Dia berpesan jika ada orang
yang mencari Kak Ami dan ia bernama Arya, maka aku harus nyerahin liontin ini
padanya. Dan aku pikir yang Kak Ami maksud adalah kamu Om !”
Arya : “oh.. terimakasih, tapi dimana Kak Ami sekarang ?”
Bocah
: “di pemakaman..”
Arya : “maksudnya ? Kak Ami sudah meninggal ?”
Bocah
: “iya, 2 hari yang lalu ia sakit parah
sampai akhirnya nyawa Kak Ami tak tertolong”
Sin 11 : pemakaman
Segera Arya pun mengunjungi makam Ami, ia juga membawakan
karangan bunga. Disana ia berlutut di hadapan tanah kuburan yang masih basah dengan
sebuah nisan yang bertuliskan Ami binti Azzam.
Ketika Arya hendak
pergi meninggalkan makam, Tiba-tiba Arya merasakan sesuatu yang beda yang hadir
di dekatnya. Ia merasakan hadir Ami di sana. (berdiri dari tempatnya, menengok
kebelakang.. namun ia tak mendapati suatu apapun)
Kemudian Arya
melanjutkan langkahnya.
TAMAT
Makasih, naskah drama diatas sangat membantu.
BalasHapussenang hati kalau udah bisa bantu.... silahkan digunakan dengan baik :)
BalasHapus