Suamiablemu seperti ap?

pembicaraan semester tua sudah mulai ngelantur
kenapa topik "nikah" lebih HOT dibandingkan topik "sidang"?
apakah sidang mertua lebih menyeramkan dibandingkan sidang skripsi?
jawabannya tergantung perspektif masing-masing

Benarkah realita sekarang seperti itu?
bukan hal yang fantastik, seperti dulu jamanku SMP-SMA
nikah muda itu sesuatu yang agak dipandang sebelah mata,
sekarang seperti sebuah trend, 
seolah-olah berkata, ini istriku, mana istrimu?
ini maharku, mana maharmu?
ini mertuaku, mana mertuamu? (eitss)

bukan maksud mengejudge beberapa paham tertentu
aku juga tidak membenarkan atau menyalahkan pendapat ini
aku hanya sebatas kagum dengan perkembangan jaman yang benar-benar keren
bahkan anak SMA sudah banyak yang nyeletuk,
"wah sholehahnya, istri idaman banget ini."

sekarang, memang sudah gak jaman namanya pacaran
bahkan temanku bertemu dengan seseorang di transport umum
minta nomor hapenya, dan apa yang terjadi selanjutnya?
dia minta dikenalkan dengan orang tua temanku
aku benar-benar tidak bisa berkata-kata
prinsip laki-laki sekarang pada kuat dan yang pasti berani (atau nekat?)

temanku yang lain
pernah kenal pas kecil, lama tidak bertemu,
kemudian pas SMA ketemu, dekat beberapa tahun
kemudian menikah. tetapi sebentar
perlu aku tandaskan, mereka nikah pada waktu masih kuliah. MASIH KULIAH
dan itu pun usianya masih 21 dan 20
sebegitu kuat ya prinsip laki-laki tersebut?
atau orang tua jaman sekarang memang mendidik anaknya seperti itu?
"kalau suka dengan seseorang, bertanggungjawablah dengan perasaanmu, dan halalkan"

Satu hal lagi yang menjadi fikiranku
sekarang lagi musim "DICARI WANITA SHOLEHA"
aku juga tidak menyebutkan wanita sholehah seperti apa
ini mah tergantung perspektif masing-masing

Sekarang yang jadi pemikiran adalah.....
banyak suamiable banget,
guanteng, puinter, tuaajir, paket komplit banget lah
memilih istri yang biasa-menurut pandangan orang lain
dan si suami bilang, " saya memilih wanita yang sholehah"
tidak mungkin kan tiba-tiba kita berubah menjadi sholeha
hanya karena mencari suamiable?
itu mah bukanlillahi ta'ala...

so, apa yang harus kita lakukan?
beberapa temanku juga memiliki kesimpulan seperti itu...
tetapi ada yang berpikiran
kita berubah, mempersiapkan jiwa raga
digarisbawahi ya, JIWA DAN RAGA
untuk urusan suaminya siapa itu urusan belakangan
yang penting ada doa yang jelas
"Ya Allah, saya meminta suami yang pinter, kaya"
kadangkala aku berpikir, bolehkan meinta doa seperti itu?
tetapi ada yang berkata, kalau doa itu harus jelas dan detail

terlepas dari itu semua, kita juga harus berusaha untuk menjadi sebanding dengannya kan?
jika kita meminta hal tersebut, bukankah calon suami kita juga bisa meminta demikian?
kapan kita ketemunya, kalau ketimpang sebelah?
satunya berubah, satunya gak berubah-ubah...

Overall, USAHA DAN DOA
berusaha untuk berubah dan menguatkan mental
doa untuk dipermudah jalannya mencari suamiable nya. heheh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini dia Contoh Naskah Drama versi Kita

AKEELAH N THE BEE-- "Film SeJuta Inspirasi"