INILAH HATIKU...


Aku dengan semua kekuranganku tumbuh seperti ini dengan segala kelebihan karenamu. Aku bersyukur telah mengenalmu. Melihat betapa besar kasihmu...


Ketika suatu saat dimana aku menyakitimu. Engkau marah. Aku terdiam, ya seharusnya aku tidak terdiam, tetapi mencoba bersimpuh di hadapmu dan meminta maaf-sekadar harapan. Aku terdiam, bukan karena takut, bukan karena membencimu—tidak sama sekali. Saat itu, aku sebenarnya begitu membenci diriku yang bisa membuatmu mu terluka. Aku memaki-maki diriku. Tapi, kemudian engkau mendekatiku, menyentuh lembut rambutku dan meminta maaf akan kemarahan yang kau tumpahkan, kau mengataka betapa sayangmu kepadaku. Aku tak kuat. Yaa.... aku menangis. Ku coba sembunyikan air mata dan jeritan hatiku darinya. Ku tak berani menatapnya. Betapa bodohnya aku—aku terlalu naif—aku tahu. Kucoba berkali-kali mengingatNya- memohon ampun padaNya dan bersyukur pada-Nya. Betapa beruntungnya aku memilikimu.

Di saat yang lain, ketika masalah itu datang kembali, kau merengkuh di pelukan ayah. Menitikkan air mata atau engkau kan mendekatiku dan menceritakan tentang itu. Ku lihat sinar matamu yang lemah.- ya, aku tahu betapa kerasnya engkau untuk mencoba bertahan dalam ketegaranmu. Sekali lagi, apa yang ku lakukan? Hanya terdiam. Dan mengiyakan atau mungkin sekadar bilang sabar. Tapi, tahukah, di dalam hatiku, aku menangis sekeras-kerasnya, ingin memelukmu dan berkata.  Ada akuu disini untukmu, memelukmu, dan mencoba menguatkanmu. ”Engkau tidak sendiri.....!!!

Saat lain, ketika kau tersenyum padaku menyentuh manja diriku, mendekatiku, atau sekadar tidur di sampingku. Aku berusaha mengelak dengan sedikit gurauan. Andai engkau tau beetapa bahagianya aku saat itu, seakan-akan ku ingin memegang erat waktu dan tak membiarkan itu berlalu.

Saat lain, ketika aku mulai melangkah pergi untuk menuntut ilmu ke kota seberang. Kau tersenyum mengantarku bahkan pernah kau menitikkan air mata. Aku berusaha tersenyum, memelukmu dan mencium tangan dan wajahmu. Andai engkAu tau, saat itu aku juga ingin menangis lalu meletakkan barang-barangku dan mengabaikan niatku untuk pergi.

Saat lain ketika kau bertanya , rindukah aku dengan dirimu? Aku hanya tersenyum dengan berkata tidak atau mungkin iya dengan suara samar-samar. Andai engkau tahu, aku ingin berkata iyaaaa, selantang-lantangnya dan memeluk erat dirimu. Aku ingin mengatakan bahwa setiap hari aku merindukanmu.

Saat lain, ketika kau bertanya, mengapa aku selalu sibuk dengan belajarku. Mungkin, aku hanya menjawab dengan senyuman atau sekadaar berkata lain untuk mengalihkan karrena saat itu aku tak bisa berkata baahwa aku melakukan ini untukmu,untuk membuatmu bangga. Untuk melihat senyummu ketika aku menjadi juara. Ketika aku mempersembahkan piala kemenangan ini untukmu. Bukankah ini yang hanya dapat aku berikan sebagai bingkisan kecil untukmu?


Andai engkau tahu, diantara keempat visi terbesar dalam hidupku terdapat satu visi sebagai sumber dari segala visiku, tahukah itu???              
SEMANGAT MEMBANGGAKAN ORTU


Seandainya kau tahu.. ibuuuu.... inilah hatiku!!!    

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini dia Contoh Naskah Drama versi Kita

AKEELAH N THE BEE-- "Film SeJuta Inspirasi"